二:宝玉初会黛玉 下(红楼梦中文印尼文英文三语连环图)

红楼梦研究中心

51) Sejak tinggal bersama neneknya, Tai-yu sangat dimanjakan Nyonya Dowager. Ia tinggal dengan Pao-yu di rumah Nyonya Dowager. Mereka melakukan apa saja dan beristirahat bersama-sama. Karena bisa bergaul dengan baik, mereka menjadi sangat akrab. <br> <font color="#167efb">(51) Ever since Tai-yu stayed with her grandmother, she was doted on by the Lady Dowager. She stayed with Pao-yu in the Lady Dowager's chamber. They did all things and rested together. As they got on well, they were very friendly to each other. </font> 52) Pada saat inilah muncul Pao-chai. Ia lebih tua satu tahun daripada Tai-yu. Karena bijaksana dan ramah, ia disukai semua anggota keluarga Chia. <br> <font color="#167efb">(52) It was at this time that Pao-chai appeared on the scene. She was one year older than Tal-yu, Being tactful and accommodating, she won the hearts of all people in the Chia family. </font> 53) Karena lugunya, Pao-yu memperlakukan Tai-yu dan Pao-chai sama baik. Pada suatu hari, ketika Tai-yu sedang melamun sambil menangis seperti biasanya, Pao-yu mendatanginya untuk menghiburnya. Baru pada saat itulah ia berhenti menangis. <br> <font color="#167efb">(53) Being Innocent, Pao-yu treated both Tai-yu and Pao-chai equally well. One day, as Tal-yu was deep in thought shedding tears in her room as usual, Pao-yu went up to comfort her. Only then did she stop weeping. </font> 54) Karena mengira Tai-yu merasa kesepian dan bosan, Pao-yu mengajaknya ke kamarnya. Sambil menunjuk beberapa huruf di papan atas, ia bertanya kepada Tai-yu, "Saudara perempuanku yang baik, lihatlah kata-kata yang kutulis di papan itu tadi pagi. Jujurlah dan katakan, mana yang paling baik?" <br> <font color="#167efb">(54) Thinking that Tai-yu was lonely and bored, Pao-yu urged her to go over to his room. Pointing to some big characters on a tablet above, he asked Tal-yu, "My good sister, Look at the words I wrote on the tablet this morning. Be honest and tell me which is the best written?" </font> 55) Tai-yu mendongak untuk melihat ketiga huruf yang artinya Kamar Awan Merah Tua itu dan sambil tersenyum berkata, "Tiap kata ditulis dengan baik. Bagaimana caranya sehingga kaligrafimu akhir-akhir ini begitu baik? Bagaimana jika besok engkau membuatkan saya satu?” Pada saat itu, selir Chia yang bernama Chou memasuki kamar itu. <br> <font color="#167efb">(55) Tai-yu looked up at the three characters meaning Room of Crimson Cloud and said with a smile. "Every word is well written. How come your calli graphy has been so good recently? How about writing me a tablet tomorrow?'' At this moment, Concubine Chou of Chia entered the room. </font> 56) Dengan tersenyum Selir Chou berkata, "Nona Lin, Nyonya Hsueh menyuruh saya memberikan bunga ini kepada Anda." Mendengar ini Pao-yu mengulurkan tangannya untuk mengambil bejana dari Selir Chou. Dalam bejana itu terdapat bunga-bunga satin yang dibuat di istana. Meskipun hanya tiruan, bunganya terang dan sangat indah. <br> <font color="#167efb">(56) Concubine Chou said with a smile, "Miss Lin, Mrs Hsueh told me to hand this flower to you." On hearing this, Pao-yu stretched out his hand to take a case from Concubine Chou. In the case were two satin flowers which were made in the palace. They looked bright and delicately beautiful although they were artificially made. </font> 57) Sesudah melihat bunganya sebentar, Pao-yu memberikannya kepada Tai- til <br>yu. Ia bertanya kepada Selir Chou, "Kakak Chou, mengapa Anda pergi ke tempat Bibi Hşueh?" Selir Chou menjawab, "Nyonya Wang ada di sapa. Ketika saya ke sana, Bibi Hsueh menyuruh saya mengantarkan bunga-bunga ini ke sini." <br> <font color="#167efb">(57) After Pao-yu had looked at the flowers for a while, he gave them to Tai.yu. He asked Concubine Chou, "Sister Chou, why did you go to Aunt Hşuen's place?" Concubine Chou answered, "Lady Wang was there. When I went there, Aunt Hsuen told me to bring them over here."</font> 58) Pao-yu berkata, "Apakah yang dikerjakan Saudara Perempuan Pao-chai akhir-akhir ini? Mengapa ia beberapa hari ini tidak ke sini?" Selir Chou menjawab, "Maksud Anda Pao-chai? Akhir-akhir ini ia merasa tidak enak badan.” <br> <font color="#167efb">(58) Pac-yu said, "What has Sister Pao-chai been doing these days? Why hasn't she been here for the past few days?" Concubine Chou replied, "Do you mean Pao-chai? She hasn't been well these days," </font> 59) Mendengar ini, Pao-yu berkata kepada pembantunya, "Tolong, tengok lah dia. Katakan kepadanya bahwa Nona Lin dan saya ingin tahu dia sakit apa. Apa obat yang diminumnya? Katakan kepadanya bahwa saya ingin menjenguknya, tetapi karena sedang demam, saya akan ke sana lain kali." <br> <font color="#167efb">(59) On hearing this, Pao-yu said to the maidservants, "Would you please go to see her? Tell her that Miss Lin and I would like to know what illness she suffers. What medicine has she been taking? Tell her that I want to visit her but as I have a cold, I will go there some other day." </font> 60) Dua atau tiga hari kemudian, istri Chia Chen, Nyonya Yu mengirimkan seseorang untuk mengundang Nyonya Dowager, Nyonya Wang, dan Kak Feng menghadiri pesta untuk menonton opera. Pao-yu pergi bersama mereka. Sesudah melihat opera itu selama setengah hari, Pao-yu mengantarkan Nyonya Dowager ke kamar tidurnya untuk beristirahat. <br> <font color="#167efb">  (60) Two or three days later, Chia Chen's wife, Madam Yu sent somebody over to invite the Lady Dowager, Lady Wang and Sister Feng to a feast and appreciate an opera. Pao-yu went along with them. After watching the opera for half a day, Pao-yu accompanied the Lady Dowager back to her bed room to rest. </font> 61) Ketika Nyonya Dowager sedang tidur, Pao-yu teringat akan Pao-chai, yang sejak beberapa hari lalu sedang memulihkan diri di kamarnya, dan ia ingin mengunjunginya. Ketika baru saja menuju pintu di ujung, ia teringat bahwa untuk ke sana ia harus melewati ruang kantor ayahnya. Apabila ayahnya melihatnya, ia tentu akan bertanya tentang pelajaran nya. <br> <font color="#167efb">(61) When the Lady Dowager was asleep, Pao-yu remembered Pao-chai, who had been recuperating over the past few days in her room, and intended to pay her a visit. Just as he was heading for the door in the corner, he thought that he would have to walk past his father's study if he proceeded in that direction. If his father saw him, he would certainly ask him about his lessons. </font> 62) Pao-yu takut kepada Chia Cheng sehingga ja memilih jalan lain yang lebih jauh. Tanpa diduga, ketika ia baru berjalan beberapa langkah, beberapa pembantu muda berjalan ke arahnya dan berdiri tepat di depan untuk bersujud kepadanya. Pao-yu ingin tahu apa yang mereka inginkan. Ia minta mereka berdiri dan tersenyum kepada mereka. <br> <font color="#167efb">(62) Pao-yu was only scared of Chia Cheng, so he would rather walk a longer distance by another way, Unexpectedly, when he walked a few steps, several junior servants walked towards him and stood right in front to kow.tow to him. Pao-yu wondered what they were up to. He told them to rise and smiled to them. </font> 63) Salah seorang pembantu berkata, "Dua hari yang lalu kami membaca kuplet Anda dan mengagumi bakat Anda. Mohon Anda menuliskan kuplet untuk kami." Pao-yu berkata sambil tersenyum, "Kuplet itu tidak mempunyai nilai apa-apa. Nanti saya tuliskan satu kalau ada kesempatan."<br> <font color="#167efb">(63) One of the servants said, "Two days ago, we read your couplet and admired your talent. Please write for us a couplet." Pao-yu said smilingly, "That couplet isn't worth anything. I'll write for you a couplet in my leisure." </font> 64) Setibanya di Taman Harum Mutiara, Pao-yu pergi ke kamar Bibi Hsueh. Bibi Hsueh memegang tangannya dan sambil tersenyum berkata, "Alangkah dinginnya hari ini, anakku. Maaf, merepotkanmu untuk datang kemari. Mari kita duduk di atas 'Kang'." Ia menyuruh pembantu wanitanya membuat teh panas. <br> <font color="#167efb">(64) On arrival at the Pearl Fragrance Court, Pao-yu headed for Aunt Hsueh's room. Aunt Hşueh held his hand and said smilingly, "What a cold day! My little boy. Sorry to trouble you to come over here. Come on, Let's sit on the Kang". She instructed her maidservant to make some hot tea. </font> 65) Pao-yu bertanya, "Apakah Saudara Perempuan Pao-chai sudah sehat sekarang?” Bibi Hsueh menjawab, "Engkau baik sekali menyuruh seorang pembantu wanita menengoknya hari itu. Sampai sekarang ia di kamar tidurnya. Jenguklah dia. Di dalam udaranya lebih hangat. Duduklah di sebelah sana. Saya hendak merapikan tempat ini, sebentar lagi kutemani." <font color="#167efb">(65) Pao-yu asked, "Is Sister Pao-chai well now?" Aunt Hsueh replied, "It was nice of you to send a maidservant to see her the other day. She has been in her bedroom all this while. You go and see her. It is warmer inside, You sit over there. I'm going to tidy up this place and will be with you in a moment.'' </font> 66) Pao-yu membuka tirai ke samping dan melangkah ke kamar. Ia melihat <div>Pao-chai sedang menjahit di atas 'Kang' dan dengan tersenyum ia bertanya, "Saudara Perempuan, apakah engkau sudah sembuh?" Pao chai langsung bangkit dari 'Kang' dan menjawab sambil tersenyum, "Sekarang saya sudah sehat. Terima kasih atas perhatianmu." Sesudah itu ia memintanya duduk di sebelahnya. <br></div> <font color="#167efb">(66) Pao-yu pulled the door curtains aside and stepped into the room, He saw Pao-chai doing needle work on the "Kang' and asked her with a smile, “Sister, have you recovered7" Pao-chai immediately rose from the "Kang" and replied with a smile, "I'm well now, Thank you for your con cern." Then, she invited him to sit on one side of the "Kang". </font> 67) Pao-chai melihat bahwa Pao-yu mengenakan pakaian berbulu dengan permata warisannya yang indah. Dia pun bertanya sambil tersenyum, "Saya sudah mendengar tentang permatamu, tetapi saya belum melihat nya dari dekat. Hari ini saya ingin melihatnya secara teliti." <br> <font color="#167efb">(67) Pao-chai saw Pao-yu dressed in fur clothes with an inherited precious jade around his neck, So she asked with a smile, "I've heard about your jade, but haven't examined it closely. I like to take a close look at it today."</font> 68) Mendengar itu, Pao-yu mengambil permata dari lehernya dan memberikannya kepada Pao-chai. Pao-chai meletakkannya di telapak tangannya. Permata itu kira-kira sebesar telur burung pipit, bening dan halus dengan garis berwarna di pinggirnya. Di permukaannya terdapat delapan huruf, tersusun dalam dua baris. "'Tak Pernah Kalah, Tak Pernah Lupa, Hidup Abadi, Kemakmuran Kekal." <br> <font color="#167efb">(68) On hearing what Pao-chai had said, Pao-yu took the jade from his neck and passed it Pao-chai. Pao-chai held it in her paim. The jade was about the size of a sparrow's egg, transparent and smooth and insetted with colour full lines, On the surface were eight characters, arranged in two lines: "Never lose, Never Forget, Eternal Life, Lasting Prosperity." </font> 69) Ketika melihat itu, Pao-chai membaca kedua baris itu dua kali. Kemudian dia membalikkan badan dan berkata kepada pembantunya, Ying-erh, sambil tersenyum, "Mengapa engkau berdiri saja? Tolong, buatkan teh." Ying-erh tersenyum lebar dan berkata, "Ada yang melintas dalam pikiran <br>saya," <br> <font color="#167efb">(69) Pao-chai read the two lines twice as she looked at it. Then she turned back and talked to her maid, Ying-erh, with a smile, "Why are you standing here idly? Go and pour some tea." Ying-erh smiled broadly and said, "Some thing has just crossed my mind." </font> 70) Ying-erh melanjutkan, "Dua baris kata-kata itu sama artinya dengan yang tertulis pada leontin emas Anda." Mendengar ini, Pao-yu berkata sambil tersenyum kepada Pao-chai, "Oh, saya tidak tahu bahwa di leontin emasmu ada tulisannya juga. Coba saya lihat." <br> <font color="#167efb">(70) Ying-erh continued, "Those two lines are similar in meaning to the two lines on your goid pendant," On hearing this, Pao-yu said to Pao-chai smilingly, "Oh, sister, I didn't know that there were also some words on your gold pendant. Let me look at it." </font> 71) Pao-chai berkata, "Jangan dengarkan dia. Tidak ada satu kata pun." Pao yu meminta, "Saudaraku yang baik, lalu mengapa engkau ingin melihat kepunyaanku?" Meskipun sedikit jengkel, Pao-chai akhirnya menurut dan berkata, "Ini sesungguhnya merupakan hadiah dari seorang biara wan, hanya berupa dua baris kata-kata bertuah." <br> <font color="#167efb">(71) Pao-chai said, "Don't listen to her, There isn't any word." Pao-yu begged, "My good sister, why then did you want to see mine?" After being pestered for a while, Pao-chai gave in and said, "It was actually a present from a monk. Thev are but two lines of auspicious words." </font> 72) Dari balik pakaiannya, Pao-chai mengeluarkan leontin yang berkilauan itu. Pao-yu meletakkannya di tangan dan ia melihat tulisan delapan huruf itu. "Tak Pernah Meninggalkan, Tak Pernah Mengabaikan, Kaum Muda Segar, Tiada Akhir". Pao-yu membacanya keras-keras dua kali, dan membaca kata-kata di permatanya sendiri keras-keras dua kali juga. <br> <font color="#167efb">(72) From the inner dress, Pao-chai took out the sparkiing pendant. Pao. yu took it in his hands and he saw the inscription of eight characters: "Never Leave, Never Abandon, Fresh Youth, Eternally Lasting." Pao-yu read them aloud twice and read the words on his own jade aloud twice too. </font> 73) Ketika Ying-erh melihat Pao-yu sedang merenung, ia berkata kepada Pao-yu, "Majikan Kedua, apakah Anda tidak berpendapat keduanya merupakan pasangan?" Tiba-tiba Pao-chai menyela dan mengubah pokok pembicaraan. Ketika mereka berbicara, terdengar seseorang di luar berkata, "Nona Lin datang." <br> <font color="#167efb">(73) When Ying-erh saw Pao-yu deep in thought, she said to the latter, "Second Master, don't you think that they are a pair?" Before she could finish, Pao-chai interrupted and changed the subject of the conversation. As they were talking, someone outside was heard announcing, "Miss Lin is </font> 74) Tai-yu masuk ke ruangan itu dan ketika dilihatnya Pao-yu, ia berkata secara bergurau, "Oh, kunjunganku ke sini rupanya tidak tepat!" Pao chaj menjawab, "Apa yang baru saja engkau katakan?" Tai-yu berkata, "Kalau saya tahu dia di sini, saya tidak akan datang." <br> <font color="#167efb">74) Tai-yu entered the room and when she saw Pao-yu, she said jokingly, "Oh! my visit here is not timely, I suppose!!' Pao-chai replied, "What did you · say just now?" Tai-yu said, "Had I known he was here, I shouldn't have come." </font> 75) Pao-chai menjawab, "Saya tidak mengerti maksudmu." Tai-yu berkata, "Maksudku? Nah, seperti kau lihat, saya datang ketika dia sudah datang, dan ketika dia tidak datang, saya pun tidak datang. Karena dia datang hari ini, seharusnya saya datang besok. Tempat ini tidak akan terlalu sunyi dan tidak akan terlalu ramai. Apa itu bukan gagasan yang baik?" <br> <font color="#167efb">(75) Pao-chai answered; "I don't know what you mean," Tai-yu said, "What do mean? Well, as you see, I come when he has come and when he doesn't come, I don't come either. As he has come today I should come tomorrow . instead. The place won't be too desolate, nor will it be too crowded then. Isn't it a good idea?'' </font> 76) Melihat sebintik salju pada pakaian Tai-yu, Pao-yu bertanya, "Apakah sekarang turun salju?" Para pembantu wanita menjawab, "Sejak beberapa saat lalu salju turun." Kemudian Pao-yu berkata lagi, "Ambilkan topiku yang pinggirnya lebar." Tai-yu mengejek Pao-yu dan berkata, "Ini dial. Kalau saya di sini, engkau mau cepat-cepat pergi." <br> <font color="#167efb">(76) Pao-yu noticed a few specks of snow on Taiyu's dress, so he asked, "Is it showing now?" The maidservants said, "It has been showing for a while." Pao-yu said, "Go and get my broad-brimmed hat," Tai-yu teased. Pao-yu and said, "There you see. When I am here, you are in a hurry to go." </font> 77) Pao-yu menjawab, "Kapan saya mengatakan akan pergi? Saya hanya ingin bersiap-siap." Pada saat itu perawat Pao-yu, Nyonya Li, masuk dan berkata, "Di luar sedang turun salju. Tinggallah sebentar lagi dengan saudara-saudara Anda. Saya bawakan topi lebar dan mantel Anda." <br> <font color="#167efb">(77). Pao-yu retorted, "When did I say I was leaving? I was only getting prepared," At that time, Pao-yu's nurse Madam Li came in and said, "It is snowing. Stay a little while longer with your sisters, I have got your broad brimmed hat and overcoat here." </font> 78) Bibi Hsueh sudah menyiapkan makanan dan minuman enak bagi mereka. Ia menahan mereka dan menghidangkan teh dan buah-buahan. Pao-yu sedang bercerita tentang kaki angsa lezat yang dimakannya di Rumah Ning tadi pagi. Karena itu Bibi Hsueh cepat-cepat menghidangkan beberapa kaki angsa yang besar yang disiapkannya sendiri. <br> <font color="#167efb">(78) Aunt Hsueh had already prepared some good food and drink for them, She told them to stay back and served them tea and fruits. Pao-yu was talking about some delicious goose paws he had in Ning Mansion in the morning. Aunt Hsueh therefore hurriedly served him some big goose. </font> 79) Pao-yu tersenyum dan berkata, "Daging ini cocok sekali kalau dimakan dengan anggur." Bibi Hsueh menyuruh pembantu mengambilkan anggur. Nyonya Li memotong, "Nyonya Hsueh, tidak perlu menghidangkan anggur." Pao-yu meminta, "Perawatku yang baik, izinkan saya minum semangkuk kecil saja." Kemudian dia menuangkan sedikit anggur dan meminumnya. <br> <font color="#167efb">(79) Pao-yu smiled and said, "These are just nice to go with wine." Aunt Hsueh told the maidservant to get him some wine. The nurse Madam hi butted in, "Mrs Hsueh, there is no need to serve wine." Pac-yu begged, "My dear nurse, allow me to drink just a little cup." Then, he poured some wine and drank it. </font> 80) Pao-chai berkata, "Kakak Pao-yu, jangan kau lakukan itu. Jika engkau minum anggur dingin, tanganmu akan gemetar bila dipakai menulis." Pao-yu bertanya, "Betulkah?" Pao-chai menjawab, "Bila engkau minum anggur panas, uapnya cepat hilang. Bila minum anggur dingin, engkau akan merasa tidak enak.” <br> <font color="#167efb">(80) Pao-chai said, "Brother Pao-yu, don't do that. If you drink cool wine, your hand will shake when you write. Pao-yu asked, "Really?" Pao-chai said to him, "When you drink warm wine, its fumes dissipate quickly. When you drink cool wine, you will feel uncomfortable." </font> 81) Pao-yu percaya dan meletakkan mangkuknya. Pada saat itu, Hsueh-yen membawa pemanas untuk Tai-yu guna memanaskan tangannya. Tai-yu tersenyum dan bertanya, "Siapa yang menyuruhmu membawa ini ke <br>sini?” <br> <font color="#167efb">(81) Pao-yu was convinced and put down the cup. At this moment, Hsueh yen carried a stove to Tai-yu for warming her hands. Tai-yu smiled and asked, "Who told you to bring this here?" </font> 82) Hsueh-yen berkata, "Saya disuruh Kak Tzu-chusan. Dia khawatir Anda kedinginan, maka dia menyuruh saya membawa ini ke sini." Tai-yu tersenyum dan berkata kepadanya, "Dia begitu penuh perhatian dan engkau begitu patuh. Engkau selalu tidak mendengarkan kataku. Mengapa engkau begitu patuh kepadanya, selalu siap untuk mengerjakan apa yang dikatakan?" <br> <font color="#167efb">(82) Hsueh-yen said, "It was sister Tzue-chusan's idea. She was afraid that you might feel cold, so she told me to send this over here." Tai-yu smiled and said to her, ''She's so thoughtful and you're so obliging. You always turn a deaf ear to what I say. Why are you so obedient to her, ever ready to do as she says?'' </font> 83) Pao-yu tahu bahwa Tai-yu ingin menggodanya dan menertawakannya. <br>Bibi Hsueh menyela, "Engkau lemah dan tidak tahan hawa dingin. Bukankah menyenangkan bila mereka memperhatikanmu?"<br> <font color="#167efb">(83) Pao-yu knew that. Tai-yu meant to ridicule him and laughed it off, Aunt Hsueh chipped in, "You're weak and can't stand the cold weather. $sn't it nice that they take care of you?" </font> 84) Tai-yu tersenyum dan berkata, "Bibi, Anda tidak mengerti. Untung kami di sini di rumah Anda. Andaikata kami di rumah orang lain, apakah mereka tidak merasa tersinggung? Jangan katakan tidak ada pemanas tangan di rumah mereka. Tak ada perlunya membawa pemanas jauh-jauh dari rumah." Bibi Hsueh setuju dan berkata, “Engkau begitu penuh perhatian." <br> <font color="#167efb">(84) Taiyu smiled and said, "Aunty, you don't understand, . Fortunately, we are here in your house Suppose we were at other people's home, wouldn't they feel offended? Don't tell me there isn't a stove for warming hands in their home. There isn't any need to bring one all the way from home." Aunt Hsueh agreed and said, "You're so thoughtful." </font> 85) Sesudah bersenang-senang sebentar, Tai-yu bertanya kepada Pao-yu, "Apakah engkau akan pulang sekarang?" Pao-yu, yang agak mabuk dan kelihatan lelah, berkata, "Jika engkau mau pulang, marilah kita berangkat bersama." Tai-yu bangkit berdiri dan berkata, "Kita sudah setengah hari di sini. Kita harus pergi sekarang." <br> <font color="#167efb">(85) After feasting for a while, Tai-yu asked Pao-yu, "Are you going home now?' Pao-yu, a bit drunk and looking tired, said, "If you are leaving, let's go together," Tai-yu rose to her feet and said, "We've been here for half a day. We should go now."</font> 86) Mereka berpamitan dengan Bibi Hsueh. Seorang pembantu mengambil topi lebar dan mengenakannya di kepala Pao-yu. Topi itu tidak terpasang dengan pas. Pao-yu berkata kepada pembantu itu, "Biar kulakukan sendiri. Engkau tidak bisa melakukannya." <br> <font color="#167efb">(86) They bade farewell to Aunt Hsueh. The maidservant took the broad- brimmed hat and put it on Pao-yu's head. The hat was not fitted properly. Pao-yu said to the maidservant, "Leave it to me. You can't do it. Let me put it on myself.'' </font> 87) Tai-yu menyela, "Mari, saya bantu memakaikannya." Pao-yu mendekat ke Tai-yu, yang dengan lembut memasukkan topi itu sehingga menutupi rambutnya yang terikat dan menekan pinggir topi itu ke keningnya; bola beludrunya dibiarkan di luar. Dia memandang ke topi itu dan berkata kepadanya, "Baik, sekarang pakailah mantelmu." <br> <font color="#167efb">(87) Tai-yu chipped in, "Come, let me help you put it on." Pao-vu went over to Tai-yu, who gently slipped the hat into his knotted hair and pressed down the brim of the hat towards his forehead, leaving the velvet ball outside. She took a look at it and told him, "Okay, now put on your overcoat.'' </font> 88) Setibanya di ruangan Nyonya Dowager, Pao-yu dan Tai-yu beristirahat. Melihat Hsi-jen tertidur di 'Kang' dengan pakaian yang biasa dipakainya, Pao-yu tertawa dan berkata, "Nah, engkau tertidur di sini.” Hsi-jen terbangun dan berkata, "Jangan mengkhawatirkan saya. Tahukah Anda bahwa Majikan mencari Anda?" <br> <font color="#167efb">(88) As soon as Pao-yu and Tai-yu returned to the Lady Dowager's chamber, they retired to rest, Pao-yu saw Hsi-jen asleep well-dressed on the "Kang". He laughed and said, "Well, you've slept so early." Hsi-jen was awakened and said, :"Don't worry about me. Do you know that Master wanted to see you?"</font> 89) Ketika mendengar bahwa Chia Cheng mencarinya, ia merasa seperti disambar halilintar, sedih dan putus asa. Hsi-jen menghiburnya, "Jangan kelibatan begitu cemas. Karena besok lusa sekolah dimulai, Majikan mengirim orang ke sini untuk membantu Anda mengulang pelajaran." <font color="#167efb">(89) When he heard that Chia Cheng wanted to see him, he felt as - if he was struck by thunderbolt, downcast and dejected, Hsi-jen com forted him, "Don't look $0 anxious. School opens the day after to morrow. Master sent someone around to urge you to revise your lessons." </font> 90) Pada hari sekolah dibuka, Pao-yu bangun dan melihat bahwa Hsi-jen telah menyiapkan buku, sikat, dan tinta untuknya. Dilihatnya Hşi-jen duduk di pinggir tempat tidurnya, dengan wajah murung. Pao-yu bertanya, "Mengapa engkau kelihatan sedih?" Jangan katakan bahwa engkau merasa kesepian bila aku ada di sekolah." <br> <font color="#167efb">(90) On the day when the school opened, Pao-yu got up and found that Hsi-jen had prepared for him his books, brush and ink-stone. Hsi jen was sitting on the edge of his bed, looking moody. Pao-yu asked her, "Why do you look unhappy? Don't tell me that you'll feel lonely by yourself when I'm at school." </font> 91) Hşi-jen tersenyum dan berkata, "Apa yang Anda bicarakan? Belajar itu baik. Tanpa pengetahuan, tidak ada gunanya Anda menjadi baik. Namun ada satu hal yang saya ingin Anda lakukan. Belajarlah pada waktu Anda belajar, dan bila Anda tidak sedang belajar, sempatkan untuk mengingat kami. Jangan berkeliaran dengan teman wanita." <br> <font color="#167efb">(91) Hsi-jen smiled and said, "What are you talking about? It is good to learn or else you'll be good for nothing. But for one thing I wish you could do: Learn when you are learning, and when you are not studying, spare a thought for us. Don't fool around with female school mates all day.'' </font> 92) Pao-yu menyanggupi permintaan Hşi-jen. Ketika dia sedang merapikan pakaiannya, Hsi-jen mendesaknya untuk segera menemui Chia Cheng yang sedang bercakap-cakap dengan beberapa pejabat di kantornya. Pao yu memberi hormat kepada ayahnya dan berkata, "Saya hendak pergi ke sekolah hari ini." <br> <font color="#167efb">(92) Hsi-jen talked, Pao-yu responded accordingly. When he dressed himself up neatly, Hsi-jen rushed him off to see Chia Cheng who was chatting with some officials in his study. Pao-yu greeted his father and told him, "I'm going to school today." </font><br> 93) Chia Cheng tertawa kecil dan berkata dingin, "Engkau membuatku malu kalau kau katakan akan pergi ke sekolah. Kukira engkau hanya akan berkeliaran saja. Engkau mengotori lantaiku bila engkau menginjaknya dan menodai pintuku bila engkau menyandarinya." <br> <font color="#167efb">(93) Chia Cheng chuckled and said coldly, "I'm ashamed of you when you mention to me that you are going to school. I think you are only serious about fooling around. You've soiled my floor when you stand on it and sullied my door when you lean on it." </font> 94) Ketika semua tamu yang hadir mendengar Chia Cheng mencela Pao-yu, mereka berdiri dan mendekatinya. Mereka menasihatinya, "Teman yang baik, jangan lakukan itu! Kami yakin bahwa anak Anda akan membawa keharuman untuk menghormati keluarga Anda sesudah belajar dua atau tiga tahun. Pada saat itu dia tentu tidak akan bersikap seperti anak-anak." Pao-yu mundur ketika Chia Cheng tidak mengatakan apa-apa. <br> <font color="#167efb">94) When all the guests present heard Chia Cheng reproaching Pao-yu, they rosé and went up to him. They advised him, "Dear old friend, don't do like that! We are sure that your son will bring fame to honour your family after two or three years of studies. By then he won't behave like a kid definitely." Pao-yu withdrew when Chia Cheng did not say anything. </font><br> 95) Ketika meninggalkan Chia Cheng, Pao-yu teringat kepada Tai-yu. Dengan tergesa-gesa ia menuju kamar Tai-yu dan berkeluh kesah. Pada tengah hari ia memutuskan untuk berangkat. Tai-yu memanggilaya kembali dan berkata, "Mengapa engkau tidak berpamitan dengan Kak Pao-chai?” Pao-yu tersenyum, tidak mengatakan apa-apa lalu pergi.” <br> <font color="#167efb">(95) Pao-yu remembered Taiyu when he left Chia Cheng. Hurriedly, le went to Tai-yu's room and grumbled for half a day. Only then did he decide to leave. Tai-yu called him back and said, 'Why don't you go to say goodbye to sister Pao-chai?" Pao-yu smiled saying nothing and left. </font> 96) Sejak Pao-yu kembali ke sekolah, Chia Cheng agak keras terhadapnya. Lagipula, Hsi-jen terus mengawasinya. Dengan demikian, Pao-yu tidak dapat bersikap lain kecuali berhati-hati. Ia belajar di sekolah pada siang hari dan menemani Tai-yu pada sore harinya. <br> <font color="#167efb">(96) Since Pao-yu went back to school, Chia Cheng was rather strict with him. Furthermore, Hsi-jen supervised him day and night. Thus, Pao-yu could not but behave cautiously. He studied at school during day time and kept Tai-yu company for the rest of the day. </font> 97) Sayang sekali, antara akhir musim panas dan awal musim gugur, Lin Ju hai sakit keras. Karena sudah tua dan rindu kepada anak gadisnya yang jauh darinya, kesehatannya memburuk. Maka dia menulis surat kepada Chia Cheng untuk mengantarkan anaknya. <br> <font color="#167efb">(97) Unfortunately, between the end of summer and the beginning of autumn, Lin Ju-Hai was seriously ill. Being old and missing his daughter, he felt even worse when his daughter was far away from him. So he wrote a letter and asked someone to send it to Chia Cheng and fetch her to him. </font> 98) Nyonya Dowager agak gelisah ketika mendengar tentang sakitnya Ju-hai. la cepat-cepat menyuruh pembantu berkemas-kemas menyiapkan kebe rangkatan Tai-yu. Karena khawatir tidak ada yang mengawasi Tai-yu di perjalanan, ia menyuruh Chia Lien mengantarnya. Ia berkata kepada Chia Lien, "Bila pamanmu sudah sembuh, kembalilah ke sini dengannya." <br> <font color="#167efb">(98) The Lady Dowager was rather anxious when she heard about Ju-hai's illness. She hurriedly had the maidservant pack up for Tai yu' to leave. She was afraid that there would be nobody to look after her on the way, so she wanted Chia · Lien to go there with her. She told Chia Lien, "When your uncle has recovered, come back here with her." </font> 99) Ketika mendengar bahwa Tai-yu pulang, Pao-yu merasa sedih. Namun karena ayah Tai-yu yang meminta Tai-yu pulang, Pao-yu tidak dapat melarang Tai-yu. Chia Lien menentukan hari baik untuk berangkat dengan Tai-yu dan orang-orang lain menuju Yangchou. <br> <font color="#167efb">(99) When Pao-yu learned about Tai-yu was leaving for home, he was uneasy. But, owing to the fact that her father wanted her to go back, he could not stop her from going. Chia Lien fixed an auspicious day when he left with Tai-yu and others for Yangchou. </font> 100) Sejak Tai-yu pergi, Pao-yu merasa kesepian. Ia tidak mempunyai teman bermain. Pada malam hari sesudah bersekolah, ia membaca buku bukunya sebentar dan kemudian tidur karena merasa bosan. <br> <font color="#167efb">(100) Since the day Tai-yu left, Pao-yu felt lonely. He had no one to play with. In the evening, after lessons, he read his books for a while and then went to bed because of boredom. </font> 101) Pada suatu hari, ketika Pao-yu sedang bersama Nyonya Dowager dan ingin mengetahui sampai di manakah perjalanan Tai-yu dan apakah pamannya sudah sembuh, seorang pembantu masuk dengan surat dari Chia Lien, yang saat itu ada di Yangchou. <br>Men <br> <font color="#167efb">(101) One day, when Pao-yu was with the Lady Dowager, wondering how far Tai-yu had travelled, where they were at that moment, and whether his uncle had recovered, a servant came in with a letter from Chja Lien, who was then in Yangchou. </font> 102) Nyonya Dowager memintanya masuk. Ia memberi hormat kepada Nyonya Dowager dan Pao-yu dan kemudian berkata, "Majikan Kedua menyuruh saya menyampaikan surat ini. Tuan Lin meninggal dunia pada hari ketiga bulan sembilan. Majikan Kedua menemani Nona Lin, dengan membawa jenazah Tuan Lin dalam peti mati ke Soochow. Mereka akan kembali sekitar akhir tahun ini." <br> <font color="#167efb">(102) The Lady Dowager asked him to come in. He greeted the Lady Dowager and Pao-yu and said, "Second Master told me to deliver this letter. Mr Lin had passed away on the third day of the ninth month. Second Master accompanied Miss Lin bringing the remains of the late Mr Lin in a coffin to Soochow. They will be back around the end of the year." </font> 103) Mendengar berita kematian Lin Ju-hai, Nyonya Dowager menjadi sedih dan menangis. Pao-yu, yang berada di sampingnya, mengerutkan alis dan menarik napas panjang, "Dalam beberapa hari ini, Saudara Perempuan Lin tentunya menangis karena sedih. Entah, bagaimana jadinya dia." <br> <font color="#167efb">(103) On hearing the death of Lin Ju-hai, the Lady Dowager was sad and shed tears profusely. Pao-yu, who was beside the Lady Dowager, knitted his eyebrows and sighed, "For the past few days, sister Lin must have cried very sadly No one knows what has become of her.'' </font> 104) Pao-yu berpikir dalam hati, "Saya tidak dapat membayangkan bahwa orang tua Saudara Perempuan Lin meninggal begitu cepat. Sekarang ia tidak mempunyai siapa pun untuk bergantung." Kemudian datang suatu pikiran pada dirinya. "Tidak mengapa. Saudara Perempuan Lin sekarang dapat tinggal di rumahku selamanya." Mengingat itu, Pao-yu tersenyum lebar. <br> <font color="#167efb">(104) Pao-yu thought to himself, "I could not imagine that sister Lin's parents passed away one after another so soon. Now she had no one to depend on." Then a thought came to him, "It doesn't matter, Sister Lin can now live in my house forever." Thinking about it, Pao yu smiled broadly. </font>

初会

三语

连环

红楼梦

印尼

中文

黛玉

英文

宝玉